TUGAS
Nama kelompok:
1.
Sahrul
Amin
2.
Muhamad
Amin Ramdhani
DOSEN PENGAMPU
Syaharuddin S. Pd., M. Si.
JURUSAN AHWAL SYAKHSHIYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MATARAM
2018
Pendidikan
Al-Qur'an model TKA / TKQ dan TPA / TPQ sekarang telah berkembang dengan pesat.
Hampir setiap kampung atau desa akan ditemukan TKA / TKQ dan TPA / TPQ
dengan berbagai aktifitas pembelajaran Al-Qur'annya. Sejarah pembentukan TKA /
TKQ dan TPA / TPQ pun telah melalui jalan sejarah yang panjang.
Sebelum
sistem pendidikan Al-Qur’an dengan bentuk Taman Kanak-kanak Al-Qur’an (TKA/TKQ)
dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) berkembang pesat yaitu sebelum tahun
1990-an, jumlah anak muda Indonesia yang tidak lancar dan tidak mampu membaca
Al-Qur’an semakin meningkat.
1.Di
tahun 1950-an, umat Islam Indonesia baik tua ataupun muda yang tidak mampu
membaca Al-Qur’an ada 17 %, dan kemudian pada tahun 1980-an meningkat menjadi
56 %.
2.Berdasarkan
Hasil penelitian yang dilaksanakan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DKI Jakarta
bekerjasama dengan Dewan Dakwah Indonesia pada tahun 1988 terdapat kenyataan
bahwa 75 % pelajar SMA di Jakarta tidak mampu mambaca Al-Qur'an.
3.Berdasarkan
Hasil survey Kantor Departemen Agama Kotamadya Semarang tahun 1994 di Kotamadya
Semarang untuk anak-anak SD se-Kotamadia Semarang, tercatat data bahwa
keberhasilan pengajaran membaca Al-Qur’an di SD se-Kotamadia Semarang hanya 16
% saja ( sumber dari Drs. H.M. Sukindar, Kepala Kantor Departemen Agama
Kotamadya Semarang pada tanggal 22 Januari 1995 ).
Catatan-catatan
tersebut memberikan kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketidakmampuan
umat Islam, khususnya generasi mudanya dalam membaca Al-Qur’an. Maka sejak
tahun 1980-an di Indonesia bermunculan ide-ide dan usaha untuk melakukan
terobosan dalam menanggulangi ketidakmampuan umat Islam Indonesia dalam membaca
Al-Qur'an. Di antara tokoh pembaru yang cukup menonjol adalah KH. As’ad Humam
dari Kotagede Yogyakarta.
Kyai Haji
As’ad bin Humam, atau K.H. As’ad Humam, (lahir di Yogyakarta, 1933, wafat di
Yogyakarta, 2 Februari 1996, pada usia 63 tahun) adalah pelopor salah satu
metode cepat belajar membaca Al Qur’an (qira-ah) yang populer sebagai metode
Iqro.
KH. As’ad
Humam yang mempunyai nama asli “As’ad” lahir pada Tahun 1933. Beliau merupakan
anak kedua dari tujuh bersaudara. Ayahnya bernama H. Humam Siradj dan nama
“Humam” inilah yang kemudian diletakan setelah nama “As’ad”. Beliau bersama
keluarga tinggal di Kampung Selokraman, Kotagede Yogyakarta. Keluarga beliau
merupakan keluarga wiraswasta, dan KH. As’ad Human sendiri pada masa remajanya
merupakan seorang pedagang barang imitasi di Pasar Bringharjo kawasan Malioboro
Yogyakarta. Dan profesi inilah yang pada akhirnya mengantarnya berkenalan dengan
KH. Dachlan Salim Zarkasyi.
Setelah
berkenalan dengan KH. Dachlan Salim Zarkasyi, KH. As’ad Humam yang hanya
berpendidikan Kelas 2 Madrasah Mualimin Muhamadiyyah Yogyakarta (setingkat
SLTP) ini tergerak hatinya untuk berperan serta dalam memajukan pendidikan
agama khususnya pelajaran baca tulis Al-Qur’an, maka kemudian beliaupun turut
bersama KH. Dachlan Salim Zarkasyi untuk mengajar baca tulis Alqur’an dengan
menggunakan metode Qiroati.
Sebagaimana
telah digunakan atau dijalankan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasyi selama
ini. Selama beliau mengajarkan baca tulis Al-Qur’an dengan metode Qiroati,
beliau telah menganalisa dan menemukan beberapa solusi untuk memperbaiki dan meningkatkan
pencapaian pendidikan bagi mereka yang belajar baca tulis Al-Qur’an. Hasil
analisa dan gagasan-gagasanya tersebut akhirnya disampaikan kepada KH. Dachlan
Salim Zarkasyi.
Walaupun ide
perubahanya tidak mendapat restu dari KH. Dachlan Salim Zarkasyi karena
menurutnya Metode Qiroati adalah metode belajar yang sudah baku, tersendiri,
dan tidak boleh dirubah atau dicampuri dengan metode lain. Sehingga pada
akhirnya KH As’ad Humam yang bekerjasama dengan Team Tadarrus Angkatan Muda
Masjid dan Mushalla (Team Tadarrus “AMM”) Yogyakarta menyusun sendiri sebuah
metode cepat belajar membaca Al-Qur’an melalui metode Iqro. Metode Iqro ini
dirangkum dalam enam jilid kitab berukuran saku yang mudah dibawa kemana-mana,
dan bersifat interaktif (siswa belajar dan mengevaluasi sendiri, dengan
pengajar menunjukan pengucapan yang benar).
Metode Iqro
ini telah berhasil meningkatkan kemampuan bagi orang yang belajar baca tulis
Al-Qur’an, bahkan tidak sedikit anak yang berumur dibawah usia lima tahun telah
mampu membaca Al-Qur’an berkat Metode Iqro ini. Dikarenakan Metode Iqro ini
dianggap efektif untuk mengajarkan membaca Al-Qur’an, maka sampai saat ini
Metode Iqro ini telah digunakan hampir di seluruh wilayah Indonesia bahkan kini
telah juga diajarkan dinegara-negara lain seperti Brunei Darussalam, Malaysia
dan lain-lain.
Pada akhir
hayat KH. As’ad Humam terkena penyakit pengapuran tulang belakang, bahkan
karena penyakitnya ini beliau pernah harus menjalani perawatan di Rumah Sakit
Bethesda Yogyakarta selama satu setengah tahun. Dan karena penyakit ini juga
membuat KH. As’ad Humam akhirnya tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang
hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur tubuhnya mengejang dan sulit untuk
dibungkukkan. Dan pada akhirnya pada Tanggal 02 Bulan Februari Tahun 1996,
bertepatan dengan Hari Jum’at sekitar pukul 11.30 WIB. Pada Bulan Ramadhan,
dalam usia 63 tahun, beliau dipanggil Allah SWT.
Jenazah KH.
As’ad Humam dishalatkan di Mesjid Baiturahman Selokraman Kotagede Yogyakarta
tempat ia mengabdi. KH. As’ad Humam sangat layak disebut sebagai pahlawan
bagi kita semua. Karena dengan ilmu beliaulah begitu banyak orang yang terbantu
dalam mempelajari membaca Al-Qur’an. Dan meskipun beliau telah meninggal dunia,
ilmu yang beliau wariskan menjadi kebaikan bagi beliau yang terus mengalir
menambah kebaikan bagi beliau di sisi Allah SWT. Dan semoga Allah SWT
melipatgandakan kebaikan-kebaikan beliau dengan pahala-pahalaNya.
C. PERJALANAN
TERBENTUKNYA TPA
KH.
As’ad Humam bersama kawan-kawannya yang dihimpun dalam wadah Team Tadarus
Angkatan Muda Masjid dan Mushalla (Team Tadarus AMM) Yogyakarta, telah mencari
bentuk baru bagi sistem pengelolaan dan metode pembelajaran membaca Al-Qur’an.
Setelah melalui studi banding dan ujicoba, maka pada tanggal 21 Rajab 1408 H
(16 Maret 1988) didirikanlah Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (TKA) “AMM”
Yogyakarta.
Setahun
kemudian, tepatnya tanggal 16 Romadlon 1409 H (23 April 1989) didirikan pula
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) “AMM” Yogyakarta. Antara TKA dengan TPA
tidaklah memiliki perbedaan dalam sistem, keduanya hanya berbeda dalam hal usia
anak didiknya. TKA untuk anak usia TK (4,0 – 6,0 th), sedang TPA untuk anak
usia SD (7,0 – 12,0 th).
Bersamaan
dengan didirikannya TKA-TPA, KH. As’ad Humam tekun menulis dan menyusun buku
Iqro’, Cara Cepat Belajar Membaca Al-Qur’an, yang kemudian lebih dikenal
sebagai “Metode Iqro’”. Metode ini ternyata telah sanggup membawa anak-anak
lebih mudah dan lebih cepat dalam belajar membaca Al-Qur’an.
D. MASUKNYA TPA DI NTB
Berkat ditemukannya metode Iqro’ ini, yang sekaligus dibarengi
dengan gerakan TKA-TPA, akhirnya diseluruh tanah air Indonesia terjadi suasana
dan gairah baru dalam belajar membaca Al-Qur’an. Tak terkecuali di NTB, yang merupakan
salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang memiliki julukan pulau seribu
masjid. Lebih-lebih setelah lembaga baru lainnya, seperti TKAL, TPAL, TQA,
Kursus Tartil Qur’an, BKB-Iqro’, dan lain-lain juga didirikan
mengiringinya.
E.
APRESIASI PEMERINTAH KEPADA KH. AS’AD HUMAM
Sebagai
bukti monumental terhadap kepeloporan KH. As’ad Humam dalam gerakan
pembelajaran membaca Al-Qur’an di Indonesia, maka Munas LPTQ yang ke VI tahun
1991 telah menetapkan TKA “AMM” sebagai Balitbang Sistem Pengajaran Baca Tulis
Al-Qur’an LPTQ Nasional di Yogyakarta (SK LPTQ Nomer: 1 tahun 1991).
Setahun
kemudian tepatnya pada tanggal 3 Januari 1992, Pemerintah RI melalui Menteri
Agama memberikan Piagam Penghargaan kepada KH. As’ad Humam, sebagai Pembina
Tilawatil Qur’an di Indonesia. Kemudian bersamaan dengan pembukaan Festival
Anak Shaleh (FASI) IV tanggal 11 Juli 1999, di Istana Bogor, Presiden
B.J.
Habibie berkenan menganugerahkan Piagam Penghargaan kepada
KH. As’ad Humam karena kepeloporannya menggerakkan pendidikan Al-Qur’an di
Indonesia. Piagam itu telah diterima langsung oleh Ibu Iskilah As’ad Humam
(sebagai ahli waris) dari tangan Presiden B.J. Habibie.
DAFTAR PUSTAKA
Nama
“Sejarah TPA / TPQ dan Sistem Pendidikan Quran”, dalam http://darussalamplawar.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-tpa-tpq-dan-sistem-pendidikan.html diakses pada tanggal 18 February 2018, pukul 13:30 WITA
Nama
“BIOGRAFI KH. AS’AD HUMAM”, dalam http://depotiqro.com/biografi-kh-asad-humam/ diakses pada tanggal 18 February 2018, pukul 15:20 WITA